SIBERKLIK.COM - Saat ini ada fenomena menarik dimana banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang pindah ke Pemkot Bengkulu. Dalam kurun beberapa bulan terkahir setidaknya ada sekitar 20 PNS yang masuk ke Kota Bengkulu. Usut punya usut masalah Tambahan Pengehasilan Pegawai (TPP) yang lebih tinggi menjadi alasan utama mereka untuk pindah.
Fenomena ini dirasakan oleh Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi. Tak ingin hal ini menyebabkan penumpukan pegawai di Pemkot Bengkulu, ia pun membuat kebijakan untuk melakukan moratorium mutasi PNS ke Pemkot Bengkulu. Kebijakan ini diambil sampai batas waktu yang belum ditentukan.
“Saya baru menjabat 2 bulan, sudah ada sekitar 20-an total yang pindah ke kota Bengkulu. Jika kita biarkan ini bisa ratusan nanti yang masuk dan memberatkan keuangan daerah, makanya kita stop dulu,” ujar Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi baru-baru ini.
Tingginya besaran TPP di Kota Bengkulu dibanding dengan kabupaten lain di Provinsi Bengkulu ini diakui oleh Walkot Dedy. Ia mencontohkan level Eselon 3 di Kota Bengkulu itu sama dengan tunjangannya Eselon 2 di kabupaten. Makanya banyak yang berminat untuk pindah ke Kota Bengkulu. "Makanya saya akan buat moratorium tidak menerima PNS pindahan sampai kondisi ekonomi APBD kita aman," tukas Dedy.
Jika moratorium ini tidak dilakukan, membuka pintu lebar-lebar untuk menerima pegawai pindahan, maka akan berdampak pada keuangan daerah. Padahal saat ini masih berjuang menjalani aturan efisiensi dari pemerintah pusat.
Tentu banyaknya tambahan ASN dari luar akan sangat membebani APBD melalui belanja pegawai mengingat baru ini Pemkot Bengkulu sudah menerima 183 PNS baru hasil seleksi penerimaan. Belum lagi dalam waktu dekat sudah ada pegawai PPPK yang dinyatakan lulus dari tahap I dan tahap II yang penggajiannya juga menggunakan APBD Kota Bengkulu.
“Kita sudah mengangkat PPPK kurang lebih 2 ribu. Kemudian kemarin CPNS kita juga terima. Berat kan APBD? Maka kecuali dokter, kemudian tenaga yang ahli, ataupun Eselon 2 yang punya kapasitas, kita masih buka ruang,” pungkasnya. (AK)